Menonton Kesenian Dul Muluk Palembang
Menonton Kesenian Dul Muluk Palembang – Halloo sobat bagi kamu yang suka sama teater, ternyata nih di palembang ada teater tradisional yang bernama Dul Muluk . Nah mungkin bagi kalian yang masih belum tahu apa sebenarnya Dul Muluk itu , karena memang Dul Muluk ini masih kalah pamor sama kesenian teater lainya padahal teater Dul Muluk ini tak kalah menariknya loh sama teater yang lain .
Dul Muluk adalah suatu pentas teater yang dipertunjukan diatas panggung yang berisikan lakon , syair dan lawakan. Hampir sama seperti lenong pada masyarakat betawi namun , Dul Muluk ini dibawakan secara spontan dan pastinya menggunakan bahasa palembang dan melayu . Biasanya dulmuluk ini bisa kita jumpai pada acara pernikahan orang palembang , pada pentas pertunjukan atau acara-acara tertentu seperti penyambutan sultan atau tamu-tamu lainnya yang berkunjung ke palembang.
Peralatan yang digunakan pada pentas Dul Muluk ini pun cukup terbilang menarik karena merupakan hasil rekaan orang-orang pemulutan seperti kuda-kudaan , dan jidur yang merupakan instrumen musik yang berperan dalam pementasan Dulmuluk . Nah untuk riasannya nih sobat mereka tidak menggunakan bahan-bahan kosmetik seperti lipstik , maskara , ataupun eye shadow . Mereka menggunakan arang dan bedak saja bagi pemeran aktor laki-lakinya .
Dul Muluk ini merupakan suatu warisan seni budaya yang perlu kita lestarikan karena selain ceritanya yang menghibur , Dul Muluk juga selalu memberikan kesan dan pesan yang positif kepada para penonton . Pada era 70 an teater Dul Muluk atau teater Abdul Muluk ini mengalami puncak kejayaan , hampir pada setiap acara seperti khitanan , syukuran , perkawinan, acara tv lokal dan acara-acara sekolah pun diadakan .
Namun , seiring berkembangnya zaman pentas seni Dul Muluk yang merupakan warisan budaya ini pun hampir dilupakan walau masih ada beberapa sekolah dan acara tv lokal yang kadang mementaskan seni teater Dul Muluk atau pada acara-acara tertentu . Apalagi sekarang masyarakat banyak menyewa jasa seperti Orgen Tunggal yang tanpa disadari yang telah memberikan banyak dampak negatif sedangkan mengesampingkan warisan budaya yang berawal dari sebuah kitab Kejayaan Kerjaan Melayu yang selesai ditulis pada 8 Rajab 1262 H ( 2 Juli 1845 M) dan oleh Belanda kitab ini diberi judul Syair Abdul Muluk ini.
Nah sobat jadi buat apa kita menyukai hal-hal yang berbau budaya luar seperti budaya barat , jepang ataupun korea lebih baik dan sudah sepatutnyalahkita tinggalkan dan kita melestarikan Dul Muluk yang telah diakui oleh pemerintah sebagai warisan Budaya Nasional , kalau bukan kita yang menjaga , melestarikan dan memperkenalkan tradisi dan budaya kita sendiri siapa lagi ??